doraemon

doraemon

Selasa, 23 Desember 2014

TEORI PRODUKSI DAN BIAYA PRODUKSI



BAB II
PEMBAHASAN

1. TEORI PRODUKSI
A.    Pengertian Teori Produksi
Teori Produksi pada dasarnya berusaha menjelaskan bagaimana dengan biaya minimum perusahaan dapat memproduksi output tertentu atau dengan biaya tertentu memaksimumkan produksi. Teori produksi penting dalam bidang ekonomi manajerial karena merupakan dasar dari teori supply (penawaran) yang merupakan salah satu dasar bagi penentu harga. Jadi teori produksi adalah teori yang menjelaskan hubungan antara tingkat produksi dengan jumlah faktor-faktor produksi dan hasil penjualan outputnya.
B.     Tujuan Organisasi Perusahaan dalam Unit Produksi
           Dalam teori ekonomi, berbagai jenis perusahaan dipandang sebagai unit badan usaha yang mempunyai tujuan yang sama yaitu “mencapai keuntungan yang maksimum”. Untuk tujuan itu, ia menjalankan usaha yang bersamaan yaitu mengatur penggunaan factor produksi dengan cara seefisien mungkin sehingga “ usaha memaksimumkan keuntungan dapat dicapai dengan cara yang dari sudut ekonomi dipandang dengan cara yang paling efisien”. Dalam praktik, pemaksimuman keuntungan bukanlah satu-satunya tujuan perusahaan. Tetapi demi penyederhanaan analisis, untuk sementara tujuan memaksimumkan ini digunakan.
           Keuntungan atau kerugian adalah perbedaan antara hasil penjualan dan biaya produksi. Keuntungan diperoleh apabila hasil penjualan melebihi dari biaya produksi, dan kerugian akan dialami apabila hasil penjualan kurang dari biaya produksi. Keuntungan maksimum dicapai apabila perbedaan diantara hasil penjualan dan biaya produksi mencapai tingkat yang paling besar. Dalam usahanya untuk memproduksi barang-barang yang diperlukan masyarakat dan memperoleh keuntungan maksimum, masalah pokok yang harus dipecahkan produsen adalah :”bagaimanakah komposisi dari factor-faktor produksi yang digunakan dan untuk masing-masing factor produksi tersebut berapakah jumlah yang akan digunakan”.

C.    Produksi Total, Produksi Marginal, Dan Produksi Rata-Rata
            Produksi total (total product) adalah banyaknya produksi yang dihasilkan dari penggunaan total faktor produksi. Produksi marginal (marginal product) adalah tambahan produksi karena penambahan penggunaan satu unit faktor produksi. Produksi rata-rata (average product) adalah rata-rata output yang dihasilkan per unit faktor produksi.


·         Produksi Total :
TP = f(K,L)
Dimana TP  =  produksi total
            K         =     barang modal(yang dianggap konstan)
            L          =     tenaga kerja/buruh
        Secara matematis TP akan maksimum apabila turunan pertama dari fungsi nilainya sama dengan nol. Turunan pertama dari TP adalah MP,maka TP maksimum pada saat MP sama dengan nol.
·         Produksi Marginal
MP = TP’ = αTP/αL
Dimana MP  = produksi marginal
Perusahaan dapat terus menambah tenaga kerja selama MP > 0. Jika MP < 0,penambahan tenaga kerja justru menguragi produksi total. Penurunan nilai MP merupakan indikasi telah terjadinya hukum Pertambahan Hasil Yang Semakin Menurun atau The Law of Deminishing Return (LDR).
·         Produksi Rata-Rata
AP = TP/L
Dimana AP = produksi rata-rata.
AP akan maksimum bila turunan pertama fungsi AP adalah 0 (AP’=0). Dengan penjelasan matematis,AP maksimum tercapai pada saat AP = MP,dan MP memotong AP pada saat nilai AP maksimum.
D.    Siklus Tahap-Tahap Produksi
          Untuk kasus umum dan bila dianggap penambahan faktor produksi dianggap kontinyu kurva akan menjadi pada diagram 1.1. Diagram 1.1 menunjukan ada tiga tahap penting dari gerakan perubahan nilai TP. Yang pertama,pada saat MP maksimum (titik 1 dan 4). Kedua,pada saat AP maksimum (titik 2 dan 5). Ketiga,pada saat MP = 0 atau TP maksimum (titik 3 dan 6). Diagram tersebut dapat dibagi menjadi tiga tahap produksi (The Three Stages of Production):
1)      Tahap I (stage I ),sampai pada saat kondisi AP maksimum
Penambahan tenaga kerja akan meningkatkan produksi total maupun produksi rata—rata. Karena itu hasil yang diperoleh dari tenaga kerja masih jauh lebih besar dari tambahan upah yang harus dibayarkan. Perusahaan rugi jika berhenti produksi pada tahap ini (slope kurva TP meningkat tajam).
2)      Tahap II (stage II ),antara AP maksimum sampai saat MP sama dengan nol
Karena berlakunya LDR,baik produksi marginal maupun produksi rata-rata mengalami penurunan. Namun demikian nilai keduanya masih positif. Penambahan tenaga kerja akan tetap menambah produksi total sampai mencapai titik maksimum (slope kurva TP datar sejajar dengan sumbu horizontal).
3)      Tahap III (stage III ),saat MP sudah bernilai < nol (negatif).
Perusahaan tidak mungkin melanjutkan produksi,karena penambahan tenaga kerja justru menurunkan produksi total. Perusahaan akan mengalami kerugian (slope kurva TP negatif).
      Secara matematis perusahaan akan berhenti menambah tenaga kerja pada saat tambahan biaya (marginal cost) yang harus dibayar adalah sama dengan tambahan pendapatan (marginal revenue) yang diterima.tambahan biaya dalam hal ini adalah upah (wage) tenaga kerja. Tambahan pendapatan adalah produksi marginal dikalikan harga jual barang dinotasikan P,maka alokasi tenaga kerja (faktor produksi) dianggap efisien bila:
E.      DIMENSI JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG

Yang dimaksud dengan teori produksi adalah teori yang menjelaskan hubungan antara tingkat produksi dengan jumlah faktor-faktor produksi dan hasil penjualan outputnya.
Di dalam menganalisis teori produksi, kita mengenal 2 hal:
1.      produksi jangka pendek, yaitu bila sebagian faktor produksi jumlahnya tetap dan yang lainnya berubah (misalnya jumlah modal tetap, sedangkan tenaga kerja berubah).
  1. produksi jangka panjang, yaitu semua faktor produksi dapat berubah dan ditambah sesuai kebutuhan.
F.     MODEL PRODUKSI DENGAN SATU FAKTOR PRODUKSI VARIABLE
Sebenarnya sangat jarang bahkan tidak ada proses produksi yang hanya menggunakan satu faktor produksi variabel. Pengertian produksi dengan satu faktor produksi variabel adalah pengertian analisis jangka pendek, dimana ada faktor produksi yang tidak dapat diubah. Ketika mencoba memahami proses alokasi faktor produksi oleh perusahaan, ekonom membagi faktor produksi menjadi barang modal (capital) dan tenaga kerja (labour). Hubungan matematis penggunaan faktor produksi yang menghasilkan output maksimun disebut fungsi produksi.
Q = f (K,L)
Dimana :
Q : Tingkat Output
K : Barang Modal
L : Tenaga kerja / buruh
Dalam model produksi satu faktor produksi variabel, barang modal dianggap faktor produksi tetap. Keputusan produksi ditentuan berdasarkan alokasi efisiensi tenaga kerja.
G.    MODEL PRODUKSI DENGAN DUA FAKTOR PRODUKSI VARIABEL
Dalam bagian ini kita melonggarkan asumsi adanya faktor produksi tetap. Baik barang modal maupun tenaga kerja sekarang bersifat variabel. Namun yang harus diingat bahwa pelonggaran asumsi ini masih tetap terlalu menyederhanakan persoalan. Sebab dalam kenyataan faktor produksi variabel yang digunakan dalam proses produksi lebih dari dua macam. Dalam studi ekonomi yang lebih lanjut, pembahasan alokasi faktor-faktor produksi (lebih dari dua macam faktor produksi) secara efisien akan menggunakan model ekonometrika. Dalam model produksi dua faktor produksi variabel ini, analisis cukup menggunakan penjelasan grafis dan matematika sederhana.

a.      Kurva Produksi sama (isoquant)
Isokuan adalah kurva yang menggambarkan berbagai kombinasi penggunaan dua macam faktor produksi variabel secara efisien dengan tingkat teknologi tertentu, yang menghasilkan tingkat produksi yang sama. Kenapa bentuk kurva Isoquant cekung?
Kurva Isoquant digambarkan berbentuk cekung, bukan garis lurus, karena kombinasi input yang digunakan (kapital & tenaga kerja) tidak bisa menggantikan satu sama lainnya dengan sempurna. Dengan kata lain, perbandingan penggantian input tidak 1:1 (1 nilai kapital diganti dengan 1 nilai tenaga kerja). Karena itu, garis kurva berbentuk cekung untuk menggambarkan bahwa perubahan salah satu input diikuti dengan perubahan relatif nilai input yang lain. kurva akan berbentuk garis lurus jika perbandingan input yang digunakan tepat 1:1, jika nilai 1 modal dikurangi maka harus ditambah dengan nilai 1 tenaga kerja.
              

Ciri-ciri isoquant
1.      Mempunyai kemiringan negatif.
2.      Semakin ke kanan kedudukan isoquant menunjukkan semakin tinggi jumlah output.
3.      Isoquant tidak pernah berpotongan dengan isoquant yang lainnya.
4.      Isoquant cembung ke titik origin.
   Asumsi- Asumsi Isokuan
1.    Konveksitas
Asumsi bahwa pembahasan perilaku konsumen, yaitu kurva indiferensi yang menurun dari kiri atas ke kanan bawah dengan (down ward Sloping). Produsen dapat melakukan berbagai kombinasi penggunaan dua macam faktor produksi untuk menjaga agar tingkat produksi tetap. Kesediaan produsen untuk mengorbankan faktor produksi yang satu demi menambah penggunaan faktor produksi yang lain untuk menjaga tingkat produksi pada isokuan yang sama disebut Derajat teknik substitusi faktor produksi atau Marginal Rate Of Technical Substitution (MRTS).
2.     Penurunan Nilai MRTS(diminishing Of MRTS)
Sama hanlnya dengan konsumen , produsen menganggap makin mahal faktor produksi yang semakin langka. Itulah sebabnya mengapa nilai MRTSlk makin menurun (hukum LDR) . dalam kasus tertentu nilai MRTS akan konstal atau nol. MRTS konstan bila kedua faktor produksi bersifat substitusi sempurna. MTRS nol bila kedua faktor produksi mempunyai hubungan proporsional tetap 
3.    Hukum Pertambahan Hasil yang Semakin Menurun (The Law of Diminishing Return)
Hukum produksi marginal yang semakin menurun menyatakan bahwa apabila faktor-faktor produksi bertambah terus menerus sebanyak unit tertentu maka pada mulanya produk total meningkat tapi sudah mencapai tingkat tentu produk marginal akan semakin menurun (the law of deminishing return).

b.   Perubahan Output Karena Perubahan skala Penggunaan Produksi (return Scale)
1. Skala Hasil Konstan (Constant Return To Scale) :
Apabila faktor produksi ditambah dengan produksi yang sama maka output akan bertambah sebesar proporsi itu juga.
2. Skala Hasil Menaik (Inscreasing Returns To Scale) :
Apabila penambahan faktor produksi sebanyak 1 unit menyebapkan output meningkat lebih dari satu unit, fungsi produksi memiliki karakter skala hasil menaik
3. Skala Hasil Menurun (Decreasing Returns To Scale) :
Apabila penambahan faktor produksi sebanyak 1 unit menyebapkan output bertambah kurang dari satu unit, fungsi produksi memiliki karakter skala hasil menurun.

c.    Kurva Anggaran Produksi (Isocost)
Kurva yang menggambarkan berbagai kombinasi penggunaan dua macam factor produksi yang memerlukan biaya yang sama.

d.   Keseimbangan Produsen
Keseimbagan produsen terjadi ketika kurva 1 bersinggungan dengan kurva Q dititik persinggungan itu kombinasi menggunakan kedua faktor produksi akan memberikan hasil output yang maksimum. Keseimbangan dapat berubah karena perubahan kemampuan anggaran maupun harga faktor produksi. Analisis perubahan keseimbangan  produsen analogi dengan analisis perilaku konsumen.

e.    Pola Jalur Ekspansi
Tujuan perusahaan adalah memaksimalkan laba. Untuk mencapai tujuan itu dalam jangka panjang atau jangka pendek perubahan harus tetap mempertahankan efesiensinya. Biasanya perusahaan menetapkan target yang akan dicapai setiap tahunnya, yang harus dicapai dengan biaya minimum. Dalam jangka panjang perusahaan memiliki tingkat fleksibilitas lebh tinggi dalam mengkombinasikan faktor produksi.              
2. BIAYA PRODUKSI
A. Pengertian Biaya Produksi
Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi bahan produk jadi yang siap untuk dijual. Contohnya adalah biaya depresiasi mesin dan equipment, biaya bahan baku, biaya bahan penolong, biaya gaji karyawan yang bekerja dalam bagian-bagian baik langsung maupun tidak langsung berhubungan dengan proses produksi.
1.      Biaya Produksi Jangka Pendek
Biaya total jagka pendek (total cost) sama dengan biaya tetap ditambah biaya variabel. Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang besarnya tidak tergantung pada julah produksi, contohnya biaya barang modal, gaji pegawai, bunga pinjaman, sewa gedung kantor. Bahkan pada saat persahaan tidak berproduksi (q=0), biaya tetap harus dikeluarkan dalam jumlah sama. Biaya variabel (varibale cost) adalah biaya yang besarnya tergantung pada tingkat produksi, contohnya upah buruh, biaya bahan baku.
2.      Biaya Produksi Jangka Panjang
Dalam jangka panjang semua biaya adalah variabel karena itu biaya yang relevan dalam jangka panjang adalah biaya total, biaya variabel, biaya rata-rata dan biaya marginal. Perubahan biaya total adalah sama dengan perubahan biaya variabel dan sama dengan biaya marginal.
3.      Biaya Peluang
Biaya peluang atau biaya kesempatan (Opportunity Cost) adalah biaya yang dikeluarkan ketika memilih suatu kegiatan. Berbeda dengan biaya sehari-hari, biaya peluang muncul dari kegiatan alternatif yang tidak bisa kita lakukan. Sebagai contoh, misalkan seseorang memiliki uang Rp 10.000.000. Dengan uang sebesar itu, ia memiliki kesempatan untuk bertamasya ke Bali atau membeli sebuah TV. Jika ia memilih untuk membeli TV, ia akan kehilangan kesempatan untuk menikmati keindahan Bali; begitu pula sebaliknya, apabila ia memilih untuk bertamasya ke Bali, ia akan kehilangan kesempatan untuk menonton TV. "Kesempatan yang hilang" itulah yang disebut sebagai biaya peluang.


Biaya Tetap Rata-rata (Average Fixed Cost / AFC) adalah biaya tetap yang harus dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi satu satuan unit produksi

. Biaya Total Rata-rata (Average Total Cost / ATC)
Average Total Cost adalah biaya rata –rata yang harus dikeluarkan untuk memproduksi setiap satuan produksi. Rumus menghitung biaya rata-rata adalah total cost dibagi dengan jumlah produksi.
d. Biaya Total Rata-Rata (Average Total Cost = AC)
Biaya total rata-rata yaitu biaya diproduksi yang diperhitungkan untuk setiap unit output.
e. Biaya Variabel Rata Rata ( Average Variable Cost = AVC)
Biaya variable rata-rata yaitu biaya variabel yang dibebankan kepada kepada setiap unit output.
f.       Biaya marginal/ marginal cost (MC) yaitu biaya tambahan yang diperlukan untuk tambahan satu unit produk yang dihasilkan.
Biaya Produksi dibedakan dalam dua jangka waktu:
Ø  Jangka Pendek, yaitu jangka waktu di mana sebagian faktor produksi tidak dapat ditambah jumlahnya
Ø  Jangka Panjang, yaitu jangka waktu dimana semua faktor produksi dapat mengalami perubahan.

JANGKA PANJANG: bahwa dalam jangka panjang setiap faktor produksi dapatditambah jumlahnya kalau memang hal tersebut diperlukan. Contoh :
-Jumlah alat-alat produksi dapat ditambah
- penggunaan mesin-mesin dapat dirombak dan dapat dipertinggi efisiensinya
- jenis barang-barang baru dapat diproduksikan

3 komentar:

  1. bagus artikelnya...tapi sayang ga ada daftar pustakanyaa....wanris321@gmail.com ( 087871288764 )

    BalasHapus